Beranda | Artikel
Khtubah Jumat: BELAJAR DARI PENGALAMAN
Senin, 10 Oktober 2022

BELAJAR DARI PENGALAMAN
Oleh: Abdullah Zaen, Lc., MA

 

Khutbah Jum’at di Masjid Agung Darussalam Purbalingga, 6 Sya’ban 1440 / 12 April 2019

KHUTBAH PERTAMA:

الحمد لله رب العالمين، الحمد لله حمدَ الشاكرين، الحمد لله ناصرِ المتقين، الحمد لله هازمِ المجرمين، الحمد لله القائلِ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُروا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ”.

والصلاة والسلام على سيدنا محمدٍ الأمين، سلامٌ على سيد الثقلَيْن، سلامٌ على الثابتِ يومَ أحد وفي حنَيْن، سلامٌ على النبيِ القائلِ: لا يلدغ المؤمن من جحر مرتين.

عباد الله: أوصيكم ونفسي بتقوى الله وطاعته، وأحذركم من عصيان الله ومخالفة أمره، لقوله تعالى: “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، أما بعد؛

Jama’ah Jum’at rahimakumullah…

Mari kita tingkatkan ketaqwaan kepada Allah ta’ala dengan ketaqwaan yang sebenar-benarnya; yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu ’alaihi wasallam serta menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu ’alaihi wasallam.

Jama’ah Jum’at yang semoga dimuliakan Allah…

Kemarin adalah masa lalu. Hari ini adalah kenyataan. Sedangkan hari esok adalah harapan.

Pengalaman adalah guru yang paling berharga”. Peribahasa yang tak asing bagi mayoritas masyarakat. Peribahasa yang mengandung makna begitu dalam.

Pengalaman adalah guru yang paling berharga. Guru yang terbaik. Guru yang paling sabar. Guru yang tak pernah marah.

Belajar tidak selalu identik dengan duduk di bangku sekolah. Belajar bisa dilakukan di manapun dan kapanpun. Tidak terbatas oleh ruang dan waktu.

Belajar dari pengalaman, sama artinya dengan belajar memaknai kehidupan. Yaitu menggali hikmah dari kejadian atau peristiwa yang pernah kita alami.

Apapun yang kita kerjakan hari ini, akan menjadi pengalaman di kemudian hari.

Apapun yang kita kerjakan hari ini, akan menjadi guru yang paling berharga di hari nanti.

Kaum muslimin dan muslimat yang kami hormati…

Pada dasarnya, kejadian atau peristiwa menyenangkan dan tidak menyenangkan, merupakan suatu akibat dari apa yang telah kita lakukan di masa lampau.

Bila kita melakukan sesuatu dengan cara yang salah, maka kita akan menuai hasil yang tidak menyenangkan dan tidak sesuai harapan. Begitupun sebaliknya, bila kita melakukan sesuatu dengan cara yang benar dan sungguh-sungguh, insyaAllah kita akan mendapatkan hasil yang menyenangkan.

Peribahasa “pengalaman adalah guru yang paling berharga” dapat diartikan sebagai kejadian di masa lampau yang diambil sebagai pelajaran atau peringatan untuk menuju langkah perjalanan hidup berikutnya.

Kejadian tidak menyenangkan akan menjadi bekal seseorang, agar lebih berhati-hati dalam bertindak, bertutur kata, memilih dan merencanakan. Sebelum melangkah, semua harus dipertimbangkan matang-matang, secara cermat dan teliti.

Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah…

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan,

لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ

“Tidak boleh seorang mukmin tersengat binatang berbisa dari lubang yang sama dua kali”. HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu.

Namun realita yang ada, ternyata banyak manusia yang lebih parah. Mereka jatuh berkali-kali pada lubang yang sama. Bukan hanya dua kali saja.

Bahkan banyak orang yang mengaku tidak pernah jatuh. Sebab merasa sudah pintar. Padahal dia tidak jatuh, karena memang sudah berada di dalam lubang. Sehingga tidak mungkin jatuh lagi. Kecuali bila di dalam lubang itu ada lubang lain.

Mengapa banyak orang terperosok ke lubang yang sama berkali-kali?

Ada banyak kemungkinan. Di antaranya:

Pertama: Dia tidak pernah belajar dari kesalahan sebelumnya. Tipe manusia seperti ini tidak mau menggunakan akal sehat dan tidak mau belajar. Dia lebih fokus menyalahkan orang lain atau keadaan. Ketimbang mencari akar pemasalahan yang ada pada dirinya.

Kedua: Dia tidak tahu kesalahan yang dilakukan. Biasanya kejadian seperti ini, karena minimnya wawasan pengetahuan. Dia mengira sedang melakukan perbaikan. Padahal kenyataannya justru dia sedang melakukan perusakan.

Ketiga: Dia sudah tahu kesalahannya, tetapi tidak mau melakukan perubahan. Bisa jadi karena malas atau gengsi atau berbagai faktor lainnya.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…

Agar seorang muslim tidak terjerumus ke lubang yang sama, dia perlu belajar dan tidak berhenti belajar.

Apa yang dipelajari?

Sekurang-kurangnya dua hal penting:

Pertama: Belajar tuntunan agama.

Tuntunan agama dalam segala urusan. Akidah, akhlak, ibadah, muamalah, bahkan dalam berpolitik sekalipun.

Islam adalah agama yang super lengkap. Ajarannya mengatur seluruh dimensi kehidupan manusia. Bukan hanya membahas tentang tata cara wudhu, shalat, puasa dan haji saja. Namun juga membahas tentang kepemimpinan. Kriteria orang yang berhak menjadi pemimpin. Kewajiban yang harus ditunaikan pejabat. Juga kewajiban yang harus ditunaikan rakyat. Semua diatur secara detil dalam ajaran Islam. Tidak ada satupun yang terlewat.

Kedua: Belajar dari pengalaman

Selain belajar tuntunan agama, seorang muslim juga selayaknya belajar dari pengalaman. Agar lebih matang dalam berpikir, dewasa dalam bersikap dan bijaksana dalam mengambil keputusan.

Setiap insan dikaruniai akal yang dapat digunakan untuk menghindari bahaya dan meraih manfaat dalam kehidupannya. Barangkali suatu saat karena kurang waspada atau minim pengalaman, seseorang tertimpa kejadian yang tidak mengenakkan dalam kehidupannya. Kejadian tersebut akan menjadi bahan pelajaran yang selalu dikenangnya sepanjang hidup. Sehingga berusaha tidak terperosok kepada kasus yang sama.

Seorang mukmin karena kebersihan hatinya, terkadang mudah percaya kepada orang lain. Apalagi bila orang tersebut berjanji-janji manis di muka. Karena terlalu husnuzhan yang besar, maka ia pun terpesona dengan orang tersebut.

Kesalahan manusiawi seperti ini bisa ditolelir. Namun tentunya, dia harus belajar dari kejadian buruk yang menimpanya. Agar tidak terjatuh kepada kesalahan yang sama di kemudian hari.

أقول قولي هذا، وأستغفر الله لي ولكم ولجميع المسلمين والمسلمات، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.

KHUTBAH KEDUA:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى المَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ، وَحُجَّةً عَلَى الخَلْقِ أَجْمَعِيْنَ، مَا مِنْ خَيْرٍ إِلَّا وَدَلَّنَا عَلَيْهِ، وَمَا مِنْ شَرٍّ إِلَّا وَحَذَّرَنَا مِنْهُ، صَلَوَاتُ رَبِّي وَسَلَامَهُ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِيْنَ، وَصَحَابَتِهِ المَيَامِيْنِ، وَعَلَى مَنِ اقْتَفَى أَثَرَهُمْ، وَسَارَ عَلَى هَدْيِهِمْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ :

Ibadallah…

Calon pemimpin harus memiliki kompetensi yang cukup, supaya layak dipilih menjadi pemimpin. Bila tidak, bisa hancur negeri ini.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpesan,

إِذَا وُسِّدَ الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ

“Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya; maka tunggulah hari kiamat”. HR. Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Kompetensi terpenting adalah keimanan sejati kepada Allah ta’ala. Keimanan yang tulus karena Allah. Bukan sesuatu yang dibikin-bikin sebagai bahan pencitraan setiap menjelang pemilihan umum.

Selain itu kompetensi untuk menjaga amanah juga sangat menentukan. Kejujuran tutur kata dan bukti tidak ingkar janji, salah satu indikator kuat untuk melihat keamanahan calon pemimpin. Di zaman ini, rekam digital ucapan, janji dan perbuatan seseorang sangat sulit untuk dihapus.

Saudaraku, andaikan Anda memutuskan untuk menyumbangkan suara Anda, maka pilihlah dengan hati nurani. Bukan sekedar ikut-ikutan tetangga atau dorongan fanatisme partai. Apalagi hanya karena serangan fajar amplop berisikan uang 100 ribu rupiah atau bahkan sejuta rupiah sekalipun!

عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ: «لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاشِي وَالْمُرْتَشِي»

Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat orang yang menyuap dan yang disuap”. HR. Abu Dawud dan dinilai sahih oleh Ibn Hibban juga al-Albaniy.

Dibayar 100 ribu untuk lima tahun? 100 ribu dibagi 5 tahun, dibagi lagi 360 hari, hasilnya sama dengan 50 perak per hari! Sebegitu murahkah harga diri Anda? Hanya untuk mendapatkan 50 rupiah, Anda rela dilaknat manusia termulia yang kita nantikan syafaatnya?

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un…

 

هذا؛ وصلوا وسلموا رحمكم الله على الصادق الأمين؛ كما أمركم بذلك مولاكم رب العالمين، فقال سبحانه: “إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً”.

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد, اللهم بارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد.

ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين

ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم

ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب

ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين. أقيموا الصلاة…

@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 6 Sya’ban 1440 / 12 April 2019


Artikel asli: https://tunasilmu.com/khtubah-jumat-belajar-dari-pengalaman/